Ririn Ngeblog

Posts Tagged ‘Radikus Makan Kakus

Bagi orang yang jeli dan gak suka diterali pasti ngeh kalau dari judulnya aja udah ketahuan banget kalau aku ngatain semua hewan yang ada di buku Raditya Dika, racun. Eh eh ampuuun, aku bukannya mo ngejatuhin Raditya Dika sebagai pengarangnya. *aku gak mau digebukin sampe mati sama fansnya Raditya Dika, aku masih mau hidup, sungguh. Tapi memang Radit *sok kenal banget syiihh guee , benar-benar meracuni otak aku dan otak-otak teman-teman semua yang udah baca bukunya.

Jadi gini ceritanya, setelah baca buku MMJ karangan Raditya Dika, aku mulai memutuskan untuk mencintai Radit seutuhnya *halah, apaan sih, makin digebukin rame-rame sama fans cewek, gebetan dan mantan pacar Raditya Dika nih. Aku baca buku Raditya Dika hanya karena penasaran dengan si Radit yang sering banget jadi buah bibir *bibir temanku jadi merah-merah karena keseringan muncrat dan digigit-gigit kalau ngomongin si Radit di sekolahku dulu saat SMA. Radit yang katanya keren lah, Radit yang katanya tolol lah, Radit yang katanya gak tahu malu lah, Radit yang katanya absurd lah. Siapa sih orang ini ? *sambil makan kacang goreng. Kok ada ya orang absurd dan gak wajar tapi tetep keren ? *melotot pada temanku , masih gak percaya, kali ini sambil makan pisang. Ditambah lagi, dalam rangka memperingati hari pendidikan di Indonesia, Raditya Dika inilah yang akan menjadi pembicara untuk event di sekolahku. Waahhh, aku makin gak percaya, kok bisa yaa ada orang absurd tapi keren dan layak disejajarkan dengan pahlawan tanpa tanda jasa karena menjadi pembicara untuk momen pendidikan .

So, akupun mulai keranjingan membaca buku Radit, sebelum Radit bertandang ke sekolahku. Aku benar-benar ingin tahu siapa sih Raditya Dika ini. Kalau dia dipilih teman-teman panitia di sekolah untuk menjadi pembicara di momen pendidikan, berarti dia orang yang HEBAT yang berkecimpung di dunia pendidikan, dan hanya dengan membaca bukunya orang HEBAT, aku akan menjadi HEBAT *pikirku saat itu menggebu-gebu. Dengan bermodalkan tampang polos plus colekan sana-sini, aku berhasil meminjam buku Raditya Dika yang pertama dari adik kelas. Saat melihat judul dan cover bukunya, aku berpikir, kok bisa ya, bukunya orang hebat judulnya Kambing Jantan . Dia gak terobsesi sama kambing ataupun terobsesi sama kejantanan kambing kan *karena gak puas dengan kejantanannya sebagai manusia, oh no. Aku berusaha berpikir positif, mungkin saja karir orang ini di dunia pendidikan berkembang karena kecintaannya pada kambing dan penemuan-penemuannya yang orisinil tentang kejantanan kambing. Cool !

Aku gak mau membiarkan diriku bertanya-tanya lebih jauh tentang Raditya Dika ini. Bukunya sudah ditanganku. Jantungku berdegup-degup saat membuka halaman pertama bukunya. Ada harapan yang sangat besar yang merasuki diriku saat membaca buku Kambing Jantan. Dengan tampang *sok serius, aku duduk dengan tenang membaca buku, nampak tak terganggu dengan suasana kamar asrama yang berisik *sekolahku berasrama lho.

BRAKKK !!! Aku menggebrak meja yang ada di hadapanku. Adek-adek kamarku menatap aneh kepadaku *kenapa kakak yang aneh ini tiba-tiba gebrak-gebruk meja ya ? , syeram euy.

BRUKKK !!! Aku menghempas kursiku dan beranjak berdiri.

BRUAKAKAKAAAAKAKAK !!! Aku tertawa terguling-guling di kasur sambil memegang buku si empunya Kambing Jantan. Adek-adek kamarku, sekali lagi,  menatapku dengan tatapan aneh binti nanar. *tadi brak bruk gak jelas, kenapa sekarang malah haha hihi kayak orang gila ya, pikir mereka. Baru membaca chapter pertama bukunya aja aku udah ngakak setengah mati. Alhasil, selama menyelesaikan buku Kambing Jantan , tertawa syeru dan syeram ala mba kunti membahana di kamar asramaku.

Sumpah ya, aku ngakak karena dua alasan. Pertama, aku ngakak dengan ketololanku yang menganggap Raditya Dika adalah pakar pendidikan dengan penemuan ilmiahnya yang cool bersama kambing jantan , dan ngakak karena tulisan-tulisan Radit di buku pertamanya memang abnormal seperti yang diceritakan teman-temanku. Gak puas dengan buku pertamanya, aku mulai menjarah buku-buku Raditya Dika yang lain pada teman-temanku dan adik kelasku *dassar gak modal.

Akhirnya aku telah membaca buku pertama sampa buku keempat Radit. Dan setelah membaca buku keempatnya, Babi Ngesot, dengan ini aku menimbang dan memutuskan bahwa Raditya Dika si manusia aneh, absurd, pakar pendidikan, penemu ilmiah dalam dunia binatang, tetapi tetep keren dan macho ini *menurut pengakuan teman-teman dan adek kelasku, baik cewek maupun cowok, memang ADA DAN NYATA. Oh tidaak, aku harus menerima kenyataan ini seperti menelan pil pahit.

Ketakjubanku pada Raditya Dika semakin bertambah, ketika menyaksikan langsung bagaimana Raditya Dika berbicara dengan lucu dan lugasnya di hadapan siswa-siswa SMA yang polos. Saat itu Raditya Dika , berkisah tentang pengalaman pertamanya menulis surat cinta dalam bahasa Inggris yang kacau , tentang trik trik jitu kaum cewek buat pacarnya, tentang zaman MOS dulu waktu Radit masih SMA, dan sebagainya. Aku dan teman-temanku terpingkal-pingkal melihat Radit bercerita tentang kisahnya secara live , eksklusif dan setajam pisau *kok jadi kayak Infotainment gini sih ? . Kisah-kisahnya yang kocak yang udah diceritakan di beberapa bukunya makin terasa kocak dan membuat merinding bulu kuduk karena melihat secara langsung tampang Raditya Dika yang subhanallah sekali dodolnya.

Eng ing eng, topik yang diberikan Radit kok gak sesuai dengan momentum pendidikan yaa, kami melirik-lirik khawatir ke arah guru-guru yang sebelumnya menentang kami untuk mengundang Raditya Dika , karena takut ketidaknormalannya akan meracuni kami sebagai siswa. Ah, bodo amat deh, toh guru-gurunya pun ikut tertawa terpingkal-pingkal dan sakit perut dengan kekonyolan Radit. Salut deh buat anak muda seperti Raditya Dika yang bisa memberikan inspirasi buat siswa-siswa untuk berkarya lewat tulisan-tulisannya dan membanggakan dunia pendidikan Indonesia, tutur sang moderator menutup perjumpaan kami dengan Radit. Thanks God, akhirnya menyinggung-menyinggung dikit tentang pendidikan. Hehe.

Raditya Dika juga meracuni sahabatku. Ceritanya waktu itu aku lagi jadi panitia suatu event Psikologi UI, yang tempat pelaksanaanya di Citos. Saat itu, temanku yang bernama Annya , beda kampus denganku, belai-belain menyaksikan acara itu hanya untuk bertemu denganku sambil merengek dicarikan cowok-cowok cakep di kampusku untuk dijadikan pacar. *halah, ada udang dibalik  kubang nih. Sambil lirak-lirik dan mengomentari cowok-cowok psiko, Annyapun akhirnya  menemukan satu cowok lucu yang berdiri tepat di belakang kami.

“ Rin, cowok yang di belakang aku juga lucu tuh. Iya kan ? Kenalin donk Rin “ , ujar Annya mesem-mesem sambil melemparkan lirikan mautnya pada cowok tersebut.

“ Oiya Nya, lucu juga tuh cowok. Tapi pendek Nya. Gak cocok sama kamu. Kamu ketinggian buat dia “, kataku dengan lugas, sambil berpikir kayaknya aku kenal deh sama orang itu. Siapa yaa ?

Cowok yang kita liatin cuek bebek tuh, gak terpancing sama tingkah norak ABG yang akan beranjak dewasa ini *tapi masih labil .

“ Iyaaa sih. Tapii sumpah lucu bangeet. OMG, so cool . Tapi aku kayaknya kenal deh. Siapa ya Rin ? “

“ Hmm, iyaa. Aku juga kayaknya kenal dengan orang ini. Siapa yaa Nya ? “

Kita berdua berpikir dan bergandengan tangan bersamaan, sambil sekali lagi melirik cowok itu. Yang dilirik akhirnya nyadar dengan tingkah aneh kita dan sudah mulai curiga. Dengan satu tatapan dan satu teriakan aku dan Annya berkata,

“ Ya ampuuun. ITU KAN RADITYA DIKA !! “

Ternyata cowok yang dipuja dan dipuji Annya adalah Raditya Dika. Dan aku udah ngatain dia pendek di pertemuanku *yang gak sengaja yang kedua dengannya. *sorry jek. Ternyata Radit menjadi pembicara untuk acara kampusku ini *gimana seh, katanya panitia, tapi kok gak tau pembicara dan bintang tamunya siapa. Meskipun udah ngatain Raditya Dika pendek lah,  aku dan Annya tetep aja minta difoto sama Radit, hihih *dassar gak tau malu.

ini foto aku, annya dan teman-teman bersama pakar politik dan pendidikan dunia hewan, Raditya Dika

Setelah pengalaman ini aku mulai berpikir untuk mengenal Radit dan mencintainya lebih jauh lewat tulisannya *duilee, segitunyooo. Aku mulai nge-follow twitter Radit yang penuh dengan curhatan-curhatan mininya yang gak jelas tapi terasa segar *emangya minuman ? Aku juga sudah punya buku Raditya Dika *baru MMJ sih, buku yang lain masih dalam rencana pembelian untuk dijadikan koleksi, kan udah baca, hehe . Akupun membeli bukunya lewat tabunganku sendiri. Wohoo, rasanya bangga sekali.

Akupun mulai mengenal Radit dari media massa baik televisi maupun majalah. Tampangnya mulai sering nongkrong di majalah-majalah cewek *majalah cowok udah pernah belom yaa ? . Di TV pun, Radit tak kalah eksis. Lewat program Provocative Proactive yang diusung Metro TV, Radit mulai menunjukkan eksistesisnya dalam dunia politik yang dapat membuka wawasan pelajar Indonesia tentang isu-isu politik *tuh kan, si Radit ini memang pakar pendidikan, membela diri .  Sekali lagi makhluk aneh ini membuatku percaya bahwa dia MEMANG ADA.

Dan malam ini, akupun memutuskan untuk membaca blog Raditya Dika sampai selesai, sebagai bentuk kecintaanku pada tulisannya, *PADA TULISANNYA YA, BUKAN PADA YANG LAIN . Gara-gara berniat ingin baca blog Radit sampai habis, aku rela gak tidur lho sampai pagi.

Seperti sebelum-sebelumnya, jika membaca buku Radit membuatku tertawa dan menetaskan air mata sekaligus, membaca blog Radit membuatku tertawa mengenaskan, lapar ganas , mata panas dan membuat pikiran menjadi tidak waras sekaligus *yaiyalah, siapa suruh baca blog Radit tengah malem.

Kali ini membaca blog Radit, benar-benar meracuni pikiranku. Karena cerita-cerita Radit mengandung tingkat keabnormalan yang tinggi, aku ketawa-ketawi cekikikan sendiri di kamar kosku yang sepi. Tapi ternyata aku tidak benar-benar sendiri, ada suara cekikikan lainnya yang terdengar dalam kamar kosku. Padahal gak ada siapa-siapa dalam kamar, si Birru teman kampus yang saat itu menginap di kosanku, tidur dengan nyenyaknya *posenya memegang kepala, persis model yang lagi berpose di pinggir pantai, hihi,  sekseh bo.

Woiii siapa ni yang ketawa gak jelas ? , teriakku kesal. Semuanya diam. Gak ada yang bersuara. Akupun lanjut membaca blog Radit , kali ini cerita yang kubaca tentang kupang lontong. Hihihi. Ada-ada aja ni Radit, masa ngatain kupang lontong jadi lontong upil karena bentuknya yang kayak upil. Kikikikik. Akupun cekikian. Kikikikikik….

Sumpriiitt, ada tawa lain yang mengikuti cekikikanku. Waduuuhh, bahaya ni .

Setelah suara tawa itu muncul, suara lolongan anjing dan kucing yang meraung-raung mulai terdengar. Aaahhhh, ada apakah ini ? Apakah tulisan Raditya Dika ini mulai meracuni dan menghantui para hantu , khususnya hantu cantik seperti mba kunti ? *udah hantu, masih aja dihantui tulisan seorang manusia. Huaaa, aku makin membayangkan yang aneh-aneh. Ah Radit, pesonamu memang mengalihkan pikiranku sejak awal ku berkenalan dengan buku pertamamu *puitis abbeesss . Dirimu memang benar-benar racun bagi diriku, teman-temanku, guruku, bahkan hantu yang menumpang di kamar kosku.

Yasudahlah, karena merasa terganggu dengan suara cekikikan dari mba kunti dan suaraku sendiri, akupun memutuskan untuk menutup blog Radit dan berniat melanjutkan membacanya besok malam *besok malam harus benar-benar sampai habis. Ghost, say bye to Raditya Dika beserta ceritanya yang absurd. *Bye-bye Raditya Dika, eyke cinta deh sama youw, kali ini hantu pohon mangga di samping kosku yang mengucapkan salam cintanya buat Radit.

Baru punya buku MMJ. *wajah marmutnya sengaja ditutupin. hihi

Kira-kira begini wajah mba kunti yang pengen baca buku MMJ juga *kikikik


This is me .^^.

HALO , ini Ririn. Mahasiswa Psikologi UI 2009. Asal GORONTALO. Senang menulis, berkhayal, tertawa, menertawakan kekonyolan, bergadang, makan, tidur. Kisah-kisahku, keluarga, teman-teman, guru, dosen, hewan-hewan, orang tak dikenal dan makhluk tak dikenal sekaligus ada disini. Ada yang konyol bikin tolol, ada yang seru bikin terharu, ada yang sedih bikin perih,ada yang gembira bikin ceria, tapi tetep inspiratif dan bermakna. So, Enjoy it .^^.

Kalender

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Categories

Blog Stats

  • 16,611 visitors