Ririn Ngeblog

Posts Tagged ‘galau

Kadang kita harus berhenti sebentar, menghela nafas, membetulkan tali sepatu, dan menikmati secangkir kopi.

Selamat mendung.
Mendung-mendung begini, mendukung hati menjadi sendu.

Banyak hal-hal sederhana yang kadang luput dari perhatian kita. Banyak hal-hal sederhana yang sebenarnya jadi bagian dalam cerita kita. Dan hal sederhana itu termasuk menikmati secangkir kopi.

Secangkir kopi membuat saya berpikir tentang semuanya. Termasuk semua hal tentang kamu.

Oiya, apa hubungannya secangkir kopi dan hati yang lelah mencintai? Jadi begini, kalau hari ini saya tidak meresapi secangkir kopi, saya belum benar-benar sadar bahwa hati saya sedang lelah mencintai kamu.
Dan, jika saya tidak benar-benar meresapi secangkir kopi hari ini, saya belum benar-benar sadar bahwa saya tidak benar-benar lelah, untuk mencintai kamu. Ironi.

Setelah semuanya, saya juga sadar mencintai kopi, sama seperti mencintai kamu. Digemari, dinikimati, sekaligus dicintai semua orang. Dan, susah bagi saya untuk tidak mencintai kopi, dan kamu πŸ™‚

Untuk sekarang, setidaknya saya berjanji untuk tetap mencintai kopi dan kamu.

Terimakasih kk (kopi & kamu)

Posted with WordPress for BlackBerry.

Sometimes the past is something you just can’t let go of.

Sudah bertahun-tahun, sejak SMA sampai sekarang, saya selalu pulang kampung. Setiap liburan dan lebaran saya selalu pulang. Pulang kampung adalah moment dimana saya benar-benar merasa pulang, merasa di rumah, merasa nyaman.

Benarkah saya benar-benar pulang?

Saat ini saya menemukan alasan mengapa saya sering pulang kampung. Saya pulang karena saya ingin mencari dan menemukan lagi kenangan-kenangan di kampung halaman. Namun, yang namanya kenangan hanya hidup dalam masa lalu. Kenangan itu sesuatu yang telah berlalu. Bagaimana mungkin saya mencari sesuatu yang sudah lewat?

Saya memang pulang kampung, berharap menemukan kenangan dulu. Tapi saat ini saya telah sampai pada moment bahwa ada saatnya kenangan itu tak bisa lagi hadir, dan semuanya terasa asing.

Ada saatnya dimana kita harus menciptakan lagi kenangan-kenangan baru untuk masa depan. Masa dimana kita akan terus, terus, dan terus ingin pulang. Masa dimana kita harus melupakan dan menciptakan.

Jadi, apakah saya benar-benar pulang?

Saya pulang, terkenang, dan melupakan J

And sometimes the past is something we’ll do anything Β to forget.

And sometimes we learn something new about the past, that changes everything we know about the present

(Grey Anatomy)

kita tidak harus berpura-pura pedih

(Leila S. Chudori daam karya sastra 9 Dari Nadira)

” Rin, apa kabar?

Pertanyaan itu. Pertanyaan yang sama, yang selalu kamu tanyakan lewat layar putih-berbentuk persegi panjang- yang ada dalam genggaman saya.

” Baik.”

Jawaban itu. Jawaban itu yang juga selalu saya kirimkan padamu lewat layar putih-berbentuk persegi panjang- yang ada dalam genggaman saya.

Kalau sudah seperti itu, biasanya pikiran saya akan melayang pada sebuah masa. Masa sebelum-sebelumnya. Masa dimana saya menjalani semuanya tak lagi sama, tak lagi berwarna seperti biasanya.

Kadang saya berpikir hidup ini lucu. Orang-orang ingin selalu terlihat baik, biasa dan tak ada apa-apa. Padahal dalam hati, pikiran dan rasa sebenarnya tak begitu. Dan saya, tak ada bedanya dengan orang-orang itu.

Kadang saya berpikir hidup ini tak adil. Orang-orang selalu punya masalah kelamnya sendiri, yang bahkan orang lain tak bisa menyentuh kepedihan masalah itu. Sementara yang lain tetap berusaha terlihat biasa dan tak ada apa-apa. Dan saya, masih tak ada bedanya dngan orang-orang itu (?)

Pikiran saya kembali melayang pada hidup yang saya jalani akhir-akhir ini. Banyak bersinggungan dengan anak-anak kampung yang kurang beruntung dalam pendidikan, anak-anak jalanan yang kurang beruntung dalam mendapatkan kasih sayang, anak-anak kota yang kurang beruntung mendapatkan perhatian, ibu-ibu tua berpakaian lusuh yang kurang beruntung merawat anak dan diri, serta bapak-bapak buta nan tua yang kurang beruntung menjemput rezeki.

Lantas, apa bedanya hidup saya dengan mereka, yang kurang beruntung alam cinta (?)

Kemudian terpapar dalam ingatan potret teman-teman saya yang sudah menikah karena hamil duluan, yang ditinggal nikah sama pacarnya, yang hubungan percintaannya tak disetujui orangtua, yang hubungan cintanya kandas dan tidak pasti karena jarak, yang cintanya putus karena pengkhianatan, yang cintanya selesai karena rasa bosan, yang cintanya harus menunggu karena dipendamnya perasaan, yang hubungan cintanya tak punya harapan karena beda agama atau bahkan karena jenis kelaminnya sama.

Dan terlintas lagi lamat-lamat dalam memori saya bahwa semuanya, anak-anak itu, bapak-bapak tua, ibu-ibu lusuh dan teman-teman itu masih bisa menjalankan hidup dengan berusaha terlihat biasa, masih bisa tertawa, dan sepertinya bahagia.

Masihkah saya kurang beruntung dalam cinta dibanding mereka (?)

Lamunan saya serta merta menghilang dan berganti saat ini. Mendadak saya merasa yakin dengan jawaban yang saya kirimkan lewat layar putih-berbentuk persegi panjang itu.

Saya memang tak baik-baik saja, tapi setidaknya saya mencoba untuk baik-baik saja. Dan menurut saya, semua orang di dunia ini memang sedang ingin dan berusaha untuk baik-baik saja.

Karena hidup, hidup itu sendiri sudah terlalu berat untuk menampung hati yang sedih dan kelam dengan masalah yang ada.

Karena hidup, hidup itu sendiri butuh diindahkan dan memang begini adanya.

P.S : Untuk semua orang yang sedang berjuang untuk ‘baik-baik’ saja, kalian tidak sendirian.

Hari Minggu, hari rindu sewindu. Hari minggu seperti ini biasanya saya bersantai di beranda. Menikmati kopi dan dunia yang terbentang di balik kaca jendela, adalah rutinitas saya pada hari minggu. DiaΒ sedang apa ya disana ?

Selalu begitu, selalu begitu pada hari minggu. Hari rindu sewindu, dimana saya lebih sering memikirkan dia. Yaa, beginilah kalau saya hanya berdiam diri tanpa ada yang menemani. Berbeda dengan hari-hari biasa dimana pikiran saya pasti tersita dengan tugas-tugas kuliah. Pada hari minggu ini saya menikmati, meresapi, dan menelan mentah-mentah rasa ini, seperti minum secangkir kopi.

Semangat, Rin. Hampa melulu hidupnya. Jangan galau.

Aku tersenyum membaca pesan dia. Ah, si jelek itu. Selalu tahu menebak perasaan saya, selalu tahu mengembalikan semangat saya, selalu bisa membuat saya tertawa. Ah, seandainya kamu adalah dia. Pasti saat ini saya bahagia. Tapi kamu bukan dia . Sedih yang sejenak menghampiri, cepat-cepat saya hapus dengan balasan pesan singkat buat dia.

Makaih ya kak sudah membuat Rin ketawa dan ceria. Kamu selalu menghibur Rin kalau lagi bad mood, sedih, dan sendu kayak gini. Makasih ya sudah membuat Rin nyamanΒ J

PS : Untuk Kamu yang bisa berubah menjadi Dia, seiring berjalannya waktu. Terimakasih.

 

β€œ Kak, menurut kamu, apa yang salah dengan kita ? β€œ

β€œ Gak ada β€œ

β€œ Kok gitu ? β€œ

β€œ Emangnya kamu menginginkan saya menjawab apa Rin ? β€œ

β€œ Gak ada kak . β€œ

β€œ Lalu, kenapa nanya ? β€œ

β€œ Buat meyakinkan kak. Sebenarnya kita ini kenapa ? β€œ

Β …………………………………..

NB : ketika rasa mulai mengudara dan mencari pastinya sendiri

Kau hadir dengan ketiadaan. Sederhana dalam ketidakmengertian. Gerakmu tiada pasti. Namun aku terus disini (Dewi Lestari)

Kedua manusia itu duduk berdampingan. Tak ada kata. Tak ada suara. Tapi ada bahasa. Bahasa hati yang tak mereka sadari, saling menggema memantulkan rasa. Ada kehangatan yang tak biasa terpancar dari bahasa tubuh mereka. Kehangatan yang berbeda dari sebelumnya. Kehangatan yang menjalar dalam rasa , yang mulai ada.

Rasa itu berkenalan dengan mereka dalam satu waktu, satu malam, satu perjalanan, dan dalam satu genggaman tangan. Rasa itu menyapa mereka. Membimbing hati mereka dengan hati-hati, mengajak mereka meniti setiap cerita dan makna.

Tujuh jam lalu, mereka duduk bersama, dalam bis yang membawa mereka ke suatu tempat. Dengan bahasa tubuh yang malu-malu , hati mereka beradu. Tangan-tangan mereka, yang disembunyikan dibalik kursi itu, saling berpadu. Seakan berusaha meyakinkan diri mereka masing-masing bahwa perasaan itu tetap disana. Menunggu untuk dibuka lalu bercengkrama dalam malam ke malam.

β€œ Sssttt. Gak usah takut yaaa. Ada aku disini. Kamu aman. β€œ

β€œ Aku tidak takut pada gelapnya malam. Aku juga tidak takut pada tajamnya tatapan mereka yang ingin tahu. Aku hanya takut dengan perasaan ini. Tak terdefinisi β€œ

β€œ Sudahlah. Kita ikuti saja apa maunya perasaan itu. Nanti juga kelihatan alurnya β€œ

Kemudian tangan-tangan itu, yang sejenak terlepas karena keraguan, kembali beradu dan berpagut dalam satu irama waktu. Tak kalah syahdu dengan pekatnya malam itu.

(to be continued…)

β€œ Eh, kamu kenapa ? β€œ

β€œ Enggak apa-apa β€œ

β€œ Kamu bete sama saya ? β€œ

β€œ enggak β€œ

β€œ Terus bete kenapa ? β€œ

β€œβ€¦β€¦β€

β€œ hey β€œ

β€œ Saya bete sama diri saya karena saya cemburu β€œ

β€œ cemburu sama siapa ? cemburu karena saya ?

β€œ eh, bukan β€œ

β€œ Baguslah. Kirain karena saya. Yaudah, cemburu itu wajar kok. Berarti kamu sayang sama orang itu dan kamu gak mau kehilangan dia. Semangat donk. Jangan bete lagi β€œ

Berarti saya takut kehilangan kamu yaaa ? Saya sayang kamu ?

Kawan, tadi malam aku telah bercerita banyak. Aku bercerita banyak pada seorang teman yag bisa membuatku nyaman. Dan tadi malam, aku bukan hanya bercerita untuk temanku, tapi aku bercerita untuk hatiku. Meneropong ke dalam, kemudian merefleksikanya keluar.Β  Dan rasanya luar biasa lega. Walaupun aku malah bertambah galau, setidaknya aku menemukan pencerahan dari ceritaku.

Semula berawal dari satu pertanyaan. Ada apa antara kamu dan dia ? Pertanyaan itu diajukan dengan tatapan tajam yang menghujam mataku, dan langsung menusuk hatiku.

Shit, pertanyaan ini lagi….

AkuΒ  tersenyum, seperti biasanya.

β€œ Emang dia ngomong apa sama kamu ? β€œ , aku menatap balik temanku, dengan tatapan mata yang tak kalah menusuknya. Aku tahu, kalimat yang kuucapkan tidak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan untukku. Tapi pertanyaan itu, tepat mengunci mati tatapan temankku yang tajam, kemudian meluluh.

β€œ Ya. Temanku sudah bercerita padaku tentang semuanya. β€œ

β€œ Okay. Terus ? β€œ

β€œ Semuanya, Rin. Tanpa ada yang ditutup-tutupi. β€œ

β€œ Iya. Dan ? β€œ

β€œ Dan aku perlu meminta penjelasan dari semua yang terjadi, Rin β€œ tatapan tajam itu kembali menghujam hati ku bertubi-tubi, dua kali lipat.

β€œ Semua sudah terjadi. Tidak ada yang perlu aku jelaskan. Dan semua juga selesai β€œ, dengan berani aku kembali menatap temanku yang baik, yang duduk disampingku, sambil tersenyum tetap dengan mata yang tidak kalah tajamnya.

β€œ Aku tidak yakin, Rin. Masih ada yang belum selesai. Meski aku tak tahu itu apa. Dan aku mau, layaknya seorang sahabat, aku inginΒ  kamu menceritakannya padaku. Aku mau kok mendengarkan semuanya yang terjadi antara kamu dan dia. Untuk seorang sahabat yang mau mendengarkan, Rin. Untuk sesuatu yang belum selesai itu β€œ, tatapan temanku tidak lepas dari mataku, tapi kali ini melunak. Ada kelembutan disana, ada ketulusan disana.

Dan demi kelembutan dan ketulusan yang aku cari, akupun menyerah. Akupun meletakkan egoku yang batu, dan mulai melepaskannya satu persatu.

Ceritaku pun bergulir

***

β€œ Kak, aku ini siapa buat kamu ? β€œ

Semua berawal dari satu pertanyaan.

(to be continue)

Bandung, 25 Desember 2011

Hey, I choose to stop caring other people, including you. Thanks for your advice.

Mulai sekarang, Rin tidak akan melibatkan diri dengan apapun urusan hidup kakak. Sorry to bother you yaa selama ini.

Mulai sekarang , Rin tidak akan mencoba menyentuh hal-hal yg berkaitan dengan perasaan kakak.

Iya. Mulai skarang Rin outsider, sepenuhnya outsider.

Terimakasih
(.)

NB : ketika rasa mengobrak-abrik

Posted with WordPress for BlackBerry.

melepaskan kamu untuk kemudian aku cari lagi
sudah kulakukan berulang-ulang kali
saat ini, aku terhenti
melakukan hal yang sama lagi ?
aku tak yakin
pembuktian apa lagi yang aku ingini ?
sepertinya aku hanya perlu berhenti
tak usah lagi mencari
biarkan menghampiri ~

Depok, 30 November 2011

Posted with WordPress for BlackBerry.


This is me .^^.

HALO , ini Ririn. Mahasiswa Psikologi UI 2009. Asal GORONTALO. Senang menulis, berkhayal, tertawa, menertawakan kekonyolan, bergadang, makan, tidur. Kisah-kisahku, keluarga, teman-teman, guru, dosen, hewan-hewan, orang tak dikenal dan makhluk tak dikenal sekaligus ada disini. Ada yang konyol bikin tolol, ada yang seru bikin terharu, ada yang sedih bikin perih,ada yang gembira bikin ceria, tapi tetep inspiratif dan bermakna. So, Enjoy it .^^.

Kalender

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Categories

Blog Stats

  • 16,611 visitors