Ririn Ngeblog

Sebuah perjalanan dan cerita di Tapaluluo, sebuah harapan yang terasing (PART 1)

Pagi itu, saat aku baru bangun tidur, aku mendapatkan SMS, BBM, dan satu telfon yang semuanya tentang ajakan untuk ikut Ramadhan Camp dari HPMIG (Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo) di desa Tapaluluo, Gorontalo. SMS, BBM dan satu telfon semuanya mengingatkanku agar berkumpul tepat pukul 09.00 pagi di sekretariat HPMIG dengan membawa semua perlengkapan yang dibutuhkan. Aku melihat jam, oh sial, sekarang sudah jam 8 dan itu berarti aku hanya punya waktu satu jam untuk menyiapakan diri dan segala sesuatunya.

Semua tergantung niat. Alhamdulillah karena niatku yang sangat ingin mengikuti Ramadhan Camp, akhirnya dalam waktu satu jam lebih sedikit, semua alat tempurku ; ransel hasil pinjaman, beberapa baju, alat mandi, beras 1 liter lebih, telur dua butir, sandal teplek, Al-Quran dan blackberry telah siap ku bawa. Alam bebas sambut aku. Udara segar sambut aku. Tapaluluo peluk aku. Yuhuuuuu. Semangatku berapi-api.

Aku janjian untuk berangkat bareng Vira, cewek manis keibuan, sahabatku sesama anggota organisasi HPMIG. Jam 9 lebih sedikit *hehe, ini namanya telat tapi gak mau ngaku , aku tiba di rumah Vira. Rencananya aku dan Vira tak perlu datang di sekret HPMIG, cukup duduk tenang dan gembira di rumah Vira, menunggu jemputan dari Kak Milan , penanggung jawab dari seluruh rangkaian acara Dies Natalis HPMIG.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh. Semangatku dan semangat Vira untuk berangkat masih sama, menggebu-gebu. Sambil bercerita banyak hal, tentang cinta dan hidup , aku dan Vira menghabiskan waktu menunggu. Jam menunjukkan pukul satu. Semangatku dan semangat Vira mulai menurun, satu demi satu.

β€œ Hmm, ini jadi berangkat gak ya ? Molor berapa jam dari rencana awal nih β€œ, aku dan Vira mengeluh.

β€œ Kita tunggu sampai pukul tiga yuk β€œ, ujarku pada Vira, berusaha menumbuhkan semangat yang dari tadi pagi sudah menyala.

Seakan tak mau dikalahkan waktu, aku dan Vira mencari kegiatan seru, bermain dengan anak-anak yang masih keluarga dengan Vira. Permainan tradisional yang kami mainkan siang itu. Aku dan Vira sepakat untuk mengenalkan kembali permainan tradisional yang banyak manfaatnya pada anak-anak zaman sekarang yang tengah dikuasai permainan teknologi dan modern.

Waktu menunjukkan pukul tiga. Saat itu sekali lagi semangatku dan semangat Vira untuk mengikuti Ramadhan Camp sudah mulai sirna. Menunggu terlalu lama sepertinya memang akan membuat harapan dan semangat menghilang begitu saja. Di tengah ketidakpastian menunggu kabar dari panitia Ramadhan Camp, akhirnya aku dan Vira dijemput juga. Dengan berkendara motor dan formasi 3 2 1 ; tiga baris, dua orang, dan satu lajur, kami berangkat. Disertai bendera HPMIG yang berkibar-kibar, kami membawa semangat ke Tapaluluo. Alhamdulillah, semangat yang dari tadi pagi memang sudah ada, kini membara. Semua memang tergantung niat, Tuhan masih membiarkan aku dan Vira agar tak jadi ngambek , dan tetap mengikuti Ramadhan Camp. Sekali lagi, alam bebas sambut aku.

Rombongan motor yang membawaku dan Vira akirnya sampai di sungai pertama, kata kakak-kakak lainnya ini sungai perbatasan. Dan masih kata mereka, perjalanan ke desa Tapaluluo masih panjang. Kalau menurutku, ini sungai yang membatasi jalan mulus dan jalan berbatu, sungai yang membatasi kehidupan kota yang maju dan desa yang syahdu. Di perbatasan sungai ini tampak wajah-wajah riang sepertiku, wajah gembira dan semangat yang menghampiri mereka dalam kegiatan Ramadhan Camp ini. Satu persatu aku menghampiri, memperhatikan, dan bercengkrama dengan mereka. Kata Kak Milan, semua yang berkumpul sekarang ini berjumlah 17 orang. 17 orang. Cuma 17 orang yang ikut. Dari sekian banyak anggota HPMIG, yang bisa ikut cuma 17. Dan aku termasuk bagian dari 17 orang itu.

inilah sungai perbatasan itu. sejuk kan ? πŸ™‚

β€œ Tak apalah, 17 orang ini lah yang nantinya akan membangun Gorontalo β€œ, ujar Kak Tomy, ketua umum pengurus besar HPMIG, dengan bijak disertai senyum khasnya yang pasti nan menyenangkan.

Kenapa Cuma 17 ? Ah, tak jadi masalah buatku. Bagiku angka 17 ini adalah berkah. 17 Agustus kali ini bertepatan dengan 17 Ramadhan bulan ini. Dan itu berarti, 17 menurutku adalah jumlah yang menunjukkan kebebasan, doa, dan semangat. 17 inilah yang dengan bebas menunjukkan semangat, harapan, dan doa terbaik untuk warga Tapaluluo dan Gorontalo nantinya.

Kamu lihat perahu itu, sejauh apapun dia bersauh, di tepi ini dia kan berlabuh.

Kamu seperti itu. Sejauh apapun kamu bertualang mencari cinta yang utuh, tetap di hatiku kamu berlabuh.

Kamu lihat perahu itu, meluncur bebas menyambut samudera.

Kamu seperti itu, berjalan lepas menantang dunia.

Katamu ini kebebasan. Kamu bahkan menyamakan dirimu seperti burung liar yang mengembara. Tapi kenapa setelah bebas, kamu malah pulang padaku? Mencari kebebasan itu dimataku. Bukankah itu membuat kamu dan perahu semakin mirip ? Bagiku, kebebasanmu seperti perahu, bebas melaju dan tahu kemana menuju.

Katamu ini pilihan. Pilihanmu mencari berbagai pilihan. Tapi kenapa pilihanmu, sekali lagi, jatuh padaku ? Bukankah itu membuat kamu semakin mirip dengan perahu ? Berlayar jauh mencari laut baru, tapi akhirnya tetap di tepi ini dia memilih.

Katamu ini kedewasaan. Kedewasaanku menghadapi keinginanmu yang memilih lepas ini sedang diuji. Tapi kenapa justru kedewasaan kamulah yang diuji, dengan memilih untuk bersamaku lagi ? Dan dimataku, kamu malah semakin mirip perahu. Meluncur jauh dengan alasan mencari tantangan baru, tapi ujung-ujungnya pasti kembali.

Sungguh, dimataku kau tetap seperti perahu. Kamu dan perahu, satu, setidaknya untuk hatiku.

PS : untuk orang yang selalu menunggu aku dan perahu itu

Tags: ,

DIAM

Posted on: 10 August 2011

Tadi malam kita bertengkar. Malam ini kita pasti bertengkar lagi. Dan besoknya pasti bertengkar seperti ini.

Sebenarnya aku tak tahu pasti apa yang membuat kita berselisih paham. Lagi-lagi masalah itu, lagi-lagi masalah ini. Ini dan itu yang tak pernah bisa kupahami. Kamu yang begini, aku yang begitu, tak pernah ada titik temu.

Apakah aku yang tak pernah bisa mengerti kamu ataukah kamu yang tak bisa memahamiku. Mana ku tahu. Padahal sudah dua tahun kita bersama, meski jarang bertemu.

Kalau sudah begini dan begitu, buntu, kita pasti hanya membisu. Bisuku yang kau namai semu, dan bisumu yang kunamai beku.

Kalau sudah begini dan begitu, maumu dan mauku tak lagi bersatu, kita pasti membatu. Hening menguap di ujung itu.

Bisu dan batu yang kita namai itu sesungguhnya hanya diam yang menentu. Diam yang satu. Diamku dan diammu yang bertemu rindu dan melagu.

Setelah semua begini dan begitu, biarkan diam kita yang bicara. Biarkan diam kita yang menghapus lara, meredam bara. Biarkan diam kita selesaikan semuanya.

Dan pada akhirnya, semua begini dan begitu menghilang ditelan diam, menyesap ke dalam ruang-ruang hampa. Kemudian, semua seperti biasa. Kita dan bersama.

PS : buat diammu yang selalu sejukkanku dan diamku yang selalu hangatkanmu.

Tags: , ,

Papa No. 1

Posted on: 6 August 2011

Kadang gue mikir, kok gue deket banget sama Papa. Sama Mama juga deket sih, tapi entah kenapa hubungan gue sama Papa lebih dapet feel-nya. Gue selalu mendapat inspirasi dari Papa. Bisa dibilang seluruh filosofi hidup gue kebanyakan dipengaruhi pandangan hidup Papa.

Hal yang pertama yang gue banggain dari Papa adalah seluruh WAKTU yang dia korbanin, dia buang, dan kadang dia sia-siakan hanya buat gue. WAKTU yang dia gunakan buat gue untuk ngajarin banyak hal.

Gue inget banget waktu gue umur 1 tahun, saat gue belum mengerti banyak hal, gue selalu diajak jalan-jalan naik sepeda mengunjungi rumah saudara jauh yang gue gak tau siapa. Rumahnya deket sawah. Disana Papa ngabisin waktu ngbrol dengan pemilik rumah, dan ngamatin gue yang lagi terkagum-kagum melihat sawah. Sekarang gue ngerti kenapa gue suka banget sama sawah dan suka banget maen di sawah.

Gue juga inget saat gue umur 3 tahun, Papa ngajarin gue cara ngafalin nama-nama seluruh menteri kabinet saat itu. Jujur gue gak paham kenapa Papa nyuruh gue ngafalin mati nama-nama menteri yang belum tentu gue kenal saat gue sekecil itu dan menterinya pun pasti gak kenal gue. Sekarang gue paham kenapa gue kuat di pelajaran menghafal.

Waktu gue umur 3 tahun dan gue masih saja belum mengerti banyak hal, gue inget gimana Papa ngajarin gue baca puisi AKU nya Chairil Anwar dengan gayanya yang kocak dan menyentuh hati hanya demi lomba baca puisi yang gue ikutin besok harinya berjalan lancar. Dari sini gue paham, kenapa gue suka banget baca puisi-puisi, novel, dan karya sastra yang kalimatnya menyentuh hati.

Waktu gue umur 4 tahun, gue inget banget gimana Papa dimarahin Mama gara-garanya gue lagi sakit tapi Papa tetep ngebeliin gue es krim karena saking pengennya gue makan es krim. Sekarang gue paham, kenapa gue dibilang anak manja sama teman-teman, dan keluarga gue yang lain.

Waktu gue umur 5 tahun gue inget banget gimana Papa ngehukum sepupu-sepupu gue cuma karena ngebuat gue nangis, gak diajak maen wayang. Dan sekali lagi sekarang gue paham , kenapa gue dibilang anak manja sama sepupu-sepupu gue yang lain.

Waktu gue dari kelas 1 sampe kelas 6, gue udah dibiasain ke sekolah sendiri, entah itu jalan kaki atau nyewa becak sendiri buat nganterin gue ke sekolah. Dari sini gue paham kenapa gue pengen ngerjain segala sesuatunya sendiri dan mandiri.

Waktu gue SMP kelas 1 sampe kelas 3, gue inget banget Papa selalu hadir, selalu dateng di tiap acara sekolah cuma buat ngeliat gue ngasih sambutan atau pidato, atau nyanyi, atau ngisi acara, atau nge-MC. Sekarang gue paham, kenapa gue bersemangat buat ikutin kegiatan-kegiatan sekolah.

Waktu SMP gue juga inget, gimana Papa selalu ngajak gue dan temen-temen gue makan-makan di restoran. Dari sini gue paham kenapa gue suka banget nraktir temen-temen gue.

Waktu gue mau masuk SMA ke luar daerah, gue inget banget gimana Papa gak berkata apa-apa ngelepas gue pergi di saat orangtua temen gue yang lain nangis-nangis ngelepas kepergian anak mereka. Bahkan sampe gue di pesawat , detik-detik terakhir gue ninggalin Gorontalo, Papa tetap gak ngasih ucapan apa-apa ke gue, hanya pelukan hangat yang gue dapat. Saat itu gue mikir Papa gue memang sudah sangat siap ngelepas gue pergi jauh dari Papa. Tapi ternyata kata Mama, sampe di rumah Papa mengurung diri di kamar, menangis di pelukan Mama, ternyata diam-diam Papa nangis ngelepas kepergian gue, dia gak mau gue tahu karena dia gak mau gue terbeban. Ternyata sampe sekarang gue paham, Papa emang belom siap ngelepas gue.

Waktu kelas 2 SMA, saat gue mau dioperasi usus buntu, gue inget Papa bela-belainΒ  terbang ke Jakarta sehari setelah mendengar kabar gue. Gue juga inget gimana Papa ngelucu di depan gue saat gue masih terbaring lemah di rumah sakit , setelah di operasi. Gue inget gue ketawa ngakak sampe kesakitan karena saat itu luka operasi gue masih basah, dan pada akhirnya gue usir Papa dari ruangan gue karena ngebuat gue kesakitan dan ganggu pasien lainnya. Saat itu gue mikir, betapa konyolnya Papa ngelucu di rumah sakit. Sekarang gue paham, Papa cuma mau ngeliat gue happy, Papa Cuma mau ngeliat gue senang dan ketawa-ketawa daripada terus-menerus ngeliat gue diem-diem aja nahan sakit.

Waktu gue berulang tahun ke 17, Papa nelfon gue dan ngucapin selamat ulangtahun dengan gembira. Saat itu gue mikir, Papa pasti tahu kalau gue udah beranjak dewasa dengan ulangtahun gue yang ke 17 dan Papa pasti senang. Ternyata gue baru tahu bahwa dengan tampang sedihnya Papa berkata pada Mama kalau Papa gak nyangka kalau puteri kecil kesayangannya sudah gede. Dan sekarang gue paham, sekali lagi Papa belum siap ngelepas puteri kecil kesayangannya.

Saat gue kuliah, Papa semakin sibuk dan semakin jarang ketemu gue. Tapi tiap kali gue sms, minta dikirimin duit buat biaya kuliah gue, buat biaya hidup sehari-hari gue di luar daerah,minta pulsa, minta dibeliin ini itu, pasti dijawab dan dibales dengan singkat β€œ OK β€œ. Bagi gue OK berarti segalanya. OK beraarti apapun yang gue minta, keesokan harinya pasti udah ada. OK berarti, di sela-sela kesibukan Papa, Papa masih aja nyediain waktu buat gue, nyediain waktu buat menuhin kebutuhan gue.

Dan saat Papa lagi sakit kemarin-kemarin ini, dan gue gak tahu, Papa cuma bilang ke gue kalau Papa hanya sakit pinggang di bagian kantong, karena gue sering minta duit sama Papa, padahal gue tahu dari Mama, saat itu Papa lagi check up Β ke dokter. Sempat-sempatnya Papa ngelucu ke gue hanya buat gue ngerasa tenang dan khawatir.

Dari tulisan gue ini gue paham dari gue lahir sampe sekarang, Papa selalu berusaha buat jadi Papa yang baik dalam kehidupan gue. Papa gak mau gue sedih, nangis, dan kecewa makanya sesibuk apapun Papa pasti harus ada waktu buat gue walaupun sedikit, Papa pasti ngelucu di depan gue, dan Papa pasti berusaha menuhin kebutuhan gue. Dan bagi gue, dengan usaha Papa selama ini cukuplah mendapatkan penghargaan di hati dan doa gue kalau Papa adalah PAPA NOMOR 1 DI DUNIA

Masih banyak kisah-kisah hidup gue sama Papa yang gak akan pernah bisa gue lupa. Temen-temen deket gue pasti tahu kekonyolan gue dan Papa, karena gue gak ada habis-habisnya nyeritain kisah gue dan Papa ke mereka semua.

Terimakasih Papa. Suatu saat, Ririn akan tunjukin sama Papa kalau Ririn akan sukses dan tunjukin pada Papa kalau Ririn memang puteri terbaik kebanggaan Papa.

Tags: , ,

Papa Sakit

Posted on: 4 August 2011

PAPA SAKIT

Cerita ini didekasikan buat papa, papa luar biasa, papa nomor 1 di dunia. Papa yang udah repot-repot ngurusin Rin di Jakarta karena kakinya keseleo dan bengkak. Jangan bosen-bosen direpotin anakmu yang tak tahu diri ini ya Pa. Hehe. Salam sayang terhangat untuk Papa. Selamat membaca πŸ™‚

Papa memang gila-gilaan kalau kerja. Kalau udah fokus sama satu hal, papa akan ngerjainnya dengan sepenuh hati dan tanpa mengeluh. Kadang-kadang aku ngambek sama papa gara-garanya saat aku liburan kuliah, si papa malah ngabisin waktu banyak di kantor dan urusan-urusan kantor di luar kantor *nah lho ? Sebagai anak yang jarang menghabiskan waktu dengan si papa, wajar donk aku menuntut waktu lebih banyak sama papa. Terkadang biar bisa lebih lama berduaan *cieee. Si mama bakal cemburu ni sama aku , aku suka nyuri-nyuri waktu papa dengan maen ke kantornya langsung. Saking seringnya maen ke kantor papa, aku suka dicengin sama staf-staf di kantor papa. Aku mendapat julukan pelanggan tetap dan pelanggan setia papa *apaan seh ini.

β€œ Papa sayang, sekali-sekali gak usah masuk kantor donk. Jalan-jalan ke pantai kita. Biar santai sambil makan satai. Kan cihuuuyy. β€œ , usulku saat aku maen ke kantor papa sambil mijitin pundak Papa *pocong goyang doger sudah membisikkan mantra biar aku membujuk papa untuk bolos ngantor.

β€œ Nanti, kalau papa ada libur β€œ , ujar papa sambil tetap fokus pada angka-angka dan huruf-huruf pada kertas yang sedang dipegangnya.

β€œ Kapan pastinya papa libur ? Biasanya sabtu minggu papa juga tetep kerja. Huh. β€œ pijitanku semakin keras di pundak Papa.

β€œ Nanti. Ada saatnya papa libur. Sebentar lagi papa juga libur β€œ , ujar papa, kali ini dengan tampang seriusnya. Saking seriusnya, kerutan-kerutan di dahi papa sampe bermunculan.

β€œ Ya kapan donk papa libur ? Sebentar lagi itu kapan . Pokoknya aku mau kepastian kapan papa liburr biar Rin bisa ngatur rencana jalan-jalan ke pantai sama mama β€œ, kataku ngotot.

β€œ Nanti. Sebentar lagi. β€œΒ  kali ini sambil ngangguk dan geleng-geleng papa tetap fokus dengan kertas-kertasnya.

Aarrrgggghhhhh. Pengen aku bakar tau gak sih kertas-kertasnya. Biar tahu rasa si papa. Aku udah ancang-ancang ngambil korek buat ngebakar kertas-kertas sialan itu, tiba-tiba si papa bersuara sambil menatapku serius,

β€œ Kamu mau tahu kapan papa libur ? β€œ

β€œ Kapan pa ?, ujarku bersemangat. Cihuuuyy, semoga dalam minggu ini papa bisa dapet libur sehari aja buat jalan-jalan ke pantai.

β€œ 2 minggu lagi papa libur kok β€œ

β€œ Hha ? 2 minggu lagi ? Itu kan…..”

β€œ Iya. Saat kamu udah balik ke Jakarta, itu saatnya papa libur. Hehe β€œ

Grrrrrr @!#$%!!. 2 minggu lagi kan aku udah balik ke Jakarta. Yaelah, papa gimana sih. Giliran anaknya lagi pulang kampung malah kerja, saat anaknya lagi kuliah di Jakarta, papa sama mama malah enak-enakan liburan. Dari cerita mama aku tahu kalau mereka baru aja jalan-jalan ke pantai sambil bakar-bakar jagung dan karaokean di pinggir pantai, sementara aku lagi kuliah, terjebak dengan tugas-tugas yang menyiksa *dasar si papa. Bilang aja kalau mau berduaan aja sama mama. Anaknya dicampakan. Hiks

Awalnya, saat pulang kampung aku memang tidak bisa menerima kesibukan papa. Maklum, aku pikir selama ini papa kerjanya biasa-biasa aja. Layaknya jam kerja orang kantoran lainnya, tapi jam kerja papa sangat luar biasa. Pagi-pagi harus ke kantor, baca laporan ini laporan itu, siangnya rapat ini rapat itu, sorenya ngecek ini ngecek itu, malemnya trima telfon ini dan telfon itu, diskusi ini dan itu. Tentu saja ini menguras tenaga papa. Tapi anehnya, entah mendapatkan kekuatan gaib dari mana, energi papa luar biasa. Kalau jalan bersemangat dan cepat-cepat . Gesit dan sangat cekatan.

β€œ Kerja keras. Kerja cerdas. Dan kerja ikhlas. β€œ

Β 

Itu prinsip papa saat bekerja kata papa padaku saat aku sekali lagi bingung dengan jam kerja papa yang gila-gilaan namun papa tetap santai-santai aja ngejalaninnya. Saat mendengar ucapan papa, aku langsung tersentak. Sungguh prinsip yang mulia dibalik sosok papa yang selama ini aku kenal lucu dan biasa-biasa saja *hehe. Ternyata prinsip papa nendang banget di hati aku. Jadi ini rahasia papa biar semangat kerja. Oke juga *tapi ini benar prinsip papa atau ngutip dari salah satu buku yang dibaca papa yaaa. Hihi. Masih meragukan gitu. Haha. Ah, terlepas dari mana papa dapetin kata-kata itu, aku seakan tersihir dengan prinsip papa. Papa memang hebat euy *dibelakang aku si papa senyum-senyum ngeledek melihat tampang aku yang saat itu seperti orang yang dihipnotis.

Papa memang enerjik dan bersemangat. Tapi, walau bagaimanapun papa hanya seorang manusia biasa yang tetap bisa kentut dan bisa sakit *gak nyambung oy. Akhirnya tumbang juga si Papa. Saat aku lagi sibuk-sibuknya UAS, tiba-tiba aku mendapat sms dari Mama yang bunyinya,

Rin, doain Papa yaa. Papa lagi sakit. Mama gak punya apa-apa nak buat biayain hidup kamu. Mama bukanlah apa-apa tanpa Papa. Sekali lagi doain Papa yaa.

Hha ? Tentu saja aku kaget kalang kabut mendapat SMS dari Mama. Mama memang suka lebay sih menanggapi segala sesuatu, tapi masa iya sih si Mama bakalan lebay kalau urusannya menyangkut kesehatan Papa. Hiiiyyy, kok sms Mama membuat aku merinding tujuh turunan yaaa. Lagian si Papa kok gak ngabarin aku ya kalau Papa sakit. Ah, Papa kebiasaan deh, suka gak ngabarin anaknya kalau ada apa-apa.

Dalam hati aku menerka-nerka kira-kira separah apa ya penyakit Papa. Papaku yang kuat, sehat, selalu bersemangat dan sering minum susu itu akhirnya jatuh sakit. Hiks. Papaaaaaaa. Aku menangis meraung-raung di dalam kamar, sambil menghadap tembok. Aku bagaikan rembulan yang kehilangan malamnya *please deh. Mataku bengkak, hidungku meler sana-sini, rambutku acak-acakan. Aku ngeri membayangkan Papa terkulai lemah di Rumah Sakit. Berbagai macam pikiran aneh mulai menghantuiku. Ya Tuhan, jangan ambil Papa secepat ini.

Dengan jantung berdebar kencang, dan dada bertambah lebar akhirnya aku memutuskan untuk menelfon Papa. Tuuuttt….gak diangkat. Tuuuiitt tuiiiittt…gak diangkat juga. Ya Tuhan, berikanlah Papa kekuatan untuk ngangkat telfon aku walaupun hanya sedetik. Hiks. Tuuuuuttt tuuuuttt tuuuttt. Papaaaaa. Aku berteriak frustasi.

β€œ Ririiiiiiin β€œ , ternyata Papa membalas teriakanku. Ternyata Papa udah ngangkat telfonlu daritadi. Fyuuuhh. Leganya.

β€œ Pa, papa sakit apa ? Kok gak ngabarin Ririn ? β€œ, aku berkata penuh kelembutan, suaraku kubuat sehalus mungkin, takut Papa jantungan kalau mendengar suara 7 oktafku.

β€œ Emmmm, siapa bilang Papa sakit ? Papa gak sakit kok β€œ, ujar Papa dengan tenangnya.

β€œ Itu kata Mama , Papa sakit. Papa sakit apa ? Papa gak kenapa-kenapa kan ? Hiks β€œ, aku mulai terisak melihat ketenangan Papa yang sok-sok tegar di seberang sana.

β€œ Emm, Papa cuma sakit gula nak. Maklum, Papa terlalu manis dimata orang-orang, terutama dimata mama kamu. Hehe β€œ, cabeee deeeh. Si Papa sempat-sempatnya ngelawak. Gak lucu tauuu.

β€œ Tuh kan. Papa tuh kecapekan. Saking sibuknya pasti papa sampe lupa makan, makanya gula darah papa turun. Udah gitu Papa kan jarang olahraga dan makan buah. Makanya kalau Mama lagi ngomong didengerin donk Pa. Jangan kerja trus yang dipikirin. Kesehatan Papa juga penting. Kalau Papa kenapa-kenapa kan kasihan kita β€œ, aku mulai nyerocos panjang lebar, tapi kok aku jadi kayak Mama yang lagi nyeramahin Papa, jadi kayak ibu-ibu arisan yang bawel ngomelin suaminya.

β€œ Tenang sayang. Jantung dan paru-paru Papa gak papa kok. Masih aman β€œ

β€œ APA HUBUNGANNYA COBA JANTUNG & PARU-PARU DENGAN GULA ? β€œ, aku mulai darah tinggi. Lama-lama aku ni yang bakalan sakit ngeliat Papa yang gak serius menanggapi kekhawatiranku.

β€œ Ya Papa juga gak tahu. Kata dokternya gitu. Selama jantung & paru-paru Papa masih sehat, Papa sih bakalan baik-baik saja β€œ, Papa berkata tenang lagi.

Idih, sok tegar banget si Papa. Tau apa dokter tentang gula, tahu apa dokter tentang jantung dan paru-paru. *ya pasti tahu lah rin, namanya juga dokter, dasar anak galau.

β€œ Huh yaudah. Yang penting Papa gapapa kan. Papa istirahat ya. Jangan kerja terlalu keras dulu. Nanti kalau ada apa-apa Papa yang rugi, soalnya pasti Rin bakalan minta duit tiket sama Papa buat pulang ke Gorontalo, jengukin Papa. Papa nanti rugi banyak. β€œ

β€œ Papa gapapa sayang. Tadi udah check up ke dokter. Alhamdulillah udah agak mendingan. Papa disuruh banyak-banyak makan buah aja biar gula murninya dapet. β€œ

Fyuh. Syukurlah. Alhamdulillah. Ternyata Tuhan masih sayang Papa. Ah, si Mama bikin aku khawatir aja. Ternyata kelebayan Mama emang gak harus diragukan lagi. Pokoknya kalau dapet sms dari Mama lagi aku gak perlu menanggapinya dengan lebay.

β€œ Emm, tapi Rin. Akhir-akhir ini pinggang Papa sering sakit-sakitan. Sakit banget Rin, sampe Papa gak bisa berkutik β€œ, Papa berkata pelan banget kepadaku, takut reaksiku mencak-mencak kayak tadi lagi .

β€œ HHA ? YA AMPUUUN PAPAA. ITU KENAPA LAGI PINGGANGNYA ? BAGIAN MANA YANG SAKIT ? POKOKNYA PAPA HARUS NGAMBIL CUTI SEMINGGU KERJA. PAPA TERLALU BEKERJAKERAS TAHU GAK SIH PAβ€œ, aku panik lagi, Ya ampun, kenapa sih saat aku lagi UAS kayak gini ada-ada aja kabar buruk yang aku dapet dari keluargaku. Lagian sih, Papa kalau kerja juga keterlaluan. Gila-gilaan kalau kerja. Akhirnya sakitnya juga gila-gilaan kayak gini kan. Lama-lama aku ni yg jadi gila.

β€œ Iya sayang. Pinggang papa sakit banget. Sakitnya di bagian kantong, Nak. Dibawah pinggang. Sakit banget kantong Papa. Abisnya akhir-akhir ini ada anak perempuan Papa selalu aja minta kirimin duit, dikit-dikit minta duit, jadinya kan kantong Papa kejepit, jadi gak berkutik deh Papa. Hehe β€œ

Tuuuttt tuuutt tuuuut ttuutt.

Langsung aja sambungan telfonnya terputus. Tuutt tuuut tuut. Aku bengong dan terdiam. Mikir lamaa bangeet.

Β Aarrrgghhhhhhhhhh, Papaaaa. Harusnya kan yang matiin telfonnya itu aku. Harusnya yang ngambek itu kan aku, kok malah si Papa yang matiin telfonnya duluan. Takut kena semprot dari aku kali si Papa.

Grrrrrr Papaaaaaaaaaaaaaaa. Gak tahu apa anaknya khawatir banget, eh malah sempet-sempetnya bercanda. Bercandanya nyindir aku pula. Gak ada habisnya deh papa kalau ngeledekin aku.

Hahahahaha. Akhirnya aku ketawa sendiri ngebayangin tingkah papa yang tadi. Emang sih akhir-akhir ini aku sering sms Papa buat minta dikirimin duit. Aku kan sering minta duit buat urusan kuliah juga.Β  Demi masa depan aku yang lebih cerah *hehe, ngeles. Papa papa, ada-ada aja. Tetep aja gak mau buat anaknya khawatir dan panik padahal Papa lagi sakit. I lope yu pull deh Papa πŸ™‚

Tags: , ,

Telah lama wahai kawan, telah lama aku merindukan dia yg bercahaya
Telah lama aku merindukan dia yg berwibawa
Telah lama aku merindukan dia yg mulia
Kerinduan ini sungguh tak tertahankan, pilu
Dalam sujud , terbesit harapan besar untuk bertemu, sendu
Dalam doa, terselip harapan untuk menyapamu, syahdu

Dia, tetap dia yg selalu tersemat dalam hati
Dia, tetap dia yg selalu terbayang dalam mimpi
Dia, tetap dia yg selalu dinanti bertemu suatu saat nanti

Dia…

Dia…

Muhammadku, Muhahammad kita…

Muhammad , rasul Allah
Rinduku padamu tak menentu

Awal Ramadhan kali ini, banyak yg terasa beda. Entah itu karna kehidupan cinta gue yg lagi kacau balau, kesehatan gue juga lagi gak oke (kaki gue masih bengkak), shalat gue yg gak sempurna *cuma bisa shalat duduk T.T , BB gue yg masih rusak, keuangan gue yg kian hari kian menipis, temen-temen gue yg udah pada pulang kampung, peringatan keras yg gw dapet dari penjaga kosan, dan keputusan gue untuk keluar dari salah satu organisasi yg gue jalanin, hiks. Semua itu membuat gue ngerasa Ramadhan kali ini bakalan berat dan menyiksa.
Lagi galau-galaunya mikir semua masalah gue di stasiun kereta Pondok Cina, seorang anak kecil berpakaian lusuh menghampiri gue sambil menyodorkan tangannya. Refleks gue ngasih uang duaribu ke anak kecil yg ternyata adalah pengemis jalanan. Anak itu mengucapkan terimakasih dengan manisnya.
Gue tersentak….

TERIMAKASIH.

Ya Allah, gue lupa untuk bilang TERIMAKASIH ke Allah. Gue lupa bersyukur dengan kehidupan yg gue jalanin sampe skarang ini. Gue terlalu sibuk berkubang dalam masalah gue yg gak ada apa-apanya dibanding masalah anak kecil itu *masih kecil udah banting tulang cari duit, miris T.T Anak sekecil itu masih bisa tersenyum dan mengucapkan terimakasih dengan pemberian gue yg gak seberapa *cuma duaribu, padahal beban yg dia pikul lebih berat dari gue.
Anak itu nyadarin gue buat bersyukur dengan apa yg gue punya. Dan yang pasti, anak itu nyadarin gue buat BERSYUKUR masih dipertemukan dengan bulan RAMADHAN yg penuh berkah, lengkap dengan orangtua , keluarga, dan teman-teman terdekat gue. Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah. Terimakasih anak kecil πŸ™‚

TULUS

Posted on: 28 January 2011

Tulus itu ketika kamu memberi suatu kebaikan, kamu akan tanpa pamrih mengharapkan imbalan dari orang lain kecuali senyumannya

Tulus itu ketika kamu menerima suatu kebaikan, kamu akan berterima kasih dengan memberikan sejuta kebaikan lainnya

Tulus itu ketika kamu disakiti, kamu akan memaafkan orang yang menyakiti kamu bahkan sebelum orang itu minta maaf

Tulus itu ketika kamu menyakiti, kamu akan dengan sadar dan berani untuk minta maaf

Tulus itu ketika kamu mencintai, kamu akan melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang yang kamu cintai

Tulus itu ketika kamu dicintai, kamu akan menghargai usaha orang yang mencintai kamu untuk membuatmu bahagia walaupun kamu tidak mencintai

Tags: ,

Hey kawaan, saat aku lagi asik -asiknya ngutak-ngatik laptop, eh nemu tulisan ini. Tulisan ini terinspirasi dari pembicaraan dua cewek labil yang berusaha untuk sok jadi wanita dewasa. hihi πŸ˜€

 

Berawal dari obrolan ngalor ngidul saat hujan sore-sore dengan Atuy, pembicaraan inipun terjadi. Saat itu kita lagi asik ngerencanain nonton film Eat, Pray, Love bareng-bareng. Tiba-tiba Atuy ngomog, ” Aku baru nyadar kalau kita, kaum perempuan, selalu menggunakan hati dan perasaan kalau berurusan dengan kaum adam, makanya cewe terkesan serius kalau pacaran. β€œ

Yup. Bener banget. Untuk urusan pacaran, cewe selalu serius ngejalaninnya. Bukan berarti cowo juga gak serius pacaran. Saat cowo memutuskan untuk nembak cewe dan dijadiin pacar, sebenarnya cowo juga udah serius untuk ngejalanin hubungan spesial ini sama cewe. Tapi serius dalam konteks cewe dan cowo beda. Serius buat cewe disini ialah saat cewe udah punya pacar, cewe mulai berpikir bahwa cowo ini orang yang tepat buat ngedampingin hidup si cewe. Cewe mulai berpikir bahwa suatu saat nanti, cowo ini akan jadi suami buat si cewe. Tak heran, saat pacaran, cewe sering atau setidaknya pernah memikirkan masa depan dengan si cowo, seperti, mau menikah kapan dan bagaimana, punya rumah kayak apa, mau punya anak berapa dan sebagainya. Padahal, pikiran-pikiran seperti ini, belom dipirkan sama sekali buat cowo lho. Cowo belom kepikiran untuk itu semua. Cowo belom kepikiran bahwa si cewe akan jadi pendamping hidup yang tepat buat si cowo saat cowo baru pacaran.

Pikiran-pikiran dan perasaan seperti inilah yang membuat cewe mudah kecewa dan merasa sakit saat putus dari pacarnya. Karena mimpi-mimpi yang selama ini dibangun cewe untuk bersama cowo itu selamanya jadi hancur saat mereka putus. Sedangkan konteks serius buat cowo itu, ya ngejalanin hubungan pacaran itu apa adanya, let it flow. Kalau memang ada rasa (passion) dan kecocokan (intimacy) antara pasangan itu, maka cowo akan dengan sendirinya mulai berpikir untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, apakah cewe ini layak untuk jadi pendamping hidup ( commitment ). Kalau memang tidak ada rasa dan kecocokan, ya cowo akan mencari orang lain yang tepat.

Makanya, cewe sering menilai cowo itu kejam dan jahat, hanya mempermainkan perasaan cewe saat cowo dengan gampangnya memutuskan hubungan yang dibangun, atau mulai gak perhatian lagi sama cewe, dan ujung-ujungnya berakhir putus.

Sebenarnya sah-sah aja buat cewe untuk berpikiran seperti itu. Cewe mana sih yang gak mau punya impian hidup bahagia bersama orang yang dicintai untuk selama-lamanya ? Tapi, jalan itu masih panjang. Apalagi buat orang yang baru pacaran. Jadi, cewe jangan sering memikirkan hal-hal yang buat cowo sebenarnya masih belum sekarang untuk dipikirkan. Kita sering lupa bahwa esensi dari pacaran itu sebenarnya untuk mencari dan mengetahui pasangan hidup yang tepat buat kita. Kalau memang orang itu bukan orang yang tepat buat kita, jangan merasa kita dipermainkan oleh orang lain. Karena, sebenarnya masih tebuka pilihan-pilihan buat kita untuk menentukan pasangan hidup kita. Kita masih bebas mencari dan berpacaran, selama kita belum menemukan orang yang tepat.

Inti dari pembicaraan ini sih sebenarnya agar cewe itu lebih santai dalam berpacaran. Gak usah mikir yang muluk-muluk dulu kalau baru pacaran. Pikiran-pikiran dan perasaan ini akan membuat kita lebih sakit hati kalau hubungan yang kita bangun hancur alias putus.

Sebenarnya sifat perasa dari cewe ini memang banyak untungnya. Kaum cewe jadi lebih peka terhadap suat hal. Tapi, berpikir rasionalpun perlu buat cewe. Karena sering menggunakan perasaan inilah yang membuat cewe gampang tersakiti. Makanya, kaum cowo diciptakan buat kaum cewe, untuk merasionalkan pemikiran cewe yang sangat perasa, begitu juga cewe diciptakan buat cowo untuk membuat cowo lebih peka.

So girl, take it easy and make it simple when you decided to make a relationship with the boy πŸ™‚

Tahun 2010 merupakan tahun-tahun terberat buatku. Rasanya banyak banget masalah yang datang silih berganti di tahun 2010. Love life yang terhambat karena LDR , tugas kuliah yang semakin berat, sahabat yang jarang ada kalau dibutuhin, kehilangan seorang nenek yang aku sayangin, ditambah lagi pertikaian dalam keluargaku yang semakin memuncak. Semuanya makin terasa berat karena aku ngerasa sendirian. Aku yang tadinya terbiasa bareng-bareng di sekolah berasrama, di tahun 2010 harus ngekos sendirian di daerah kos-kosan deket kampus. Ditambah lagi aku anak daerah yang jauh dari keluarga. Semua itu bikin aku gak semangat ngejalanin hari-hariku di tahun 2010. Semua masalah itu hanya memperkeruh hari-hari yang aku jalanin.

Saat melakukan introspeksi diri di penghujung tahun 2010, rasanya ada sesuatu yang harus diubah dalam diriku. Aku harus mengubah cara pandangku dalam menghadapi masalah. Aku harus berhenti mengeluh menghadapi semua masalah yang datang. Aku sadar, di tahun 2010 aku terlalu larut dalam kesedihan saat mengalami masalah, padahal masalah itu datang bukan untuk membuat kita semakin terpuruk. Harusnya kita bisa bangkit dari keterpurukan dan kesedihan. Masalah yang datang itu akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Aku jadi ingat quote Mario Teguh. Pada satus facebook, beliau menuliskan bahwa orang muda itu harus jatuh cinta sejatuh-jatuhnya, patah hati sepatah-patahnya, tertawa, marah, sedih, rajin dan malas segila-gilanya, tetapi, dia harus segera bangkit, mendewasa, berdiri gagah, dengan bekas-bekas luka yang indah di wajah dan dada, dan dengan anggun dan berwibawa, dia berkata, dengan kewenangan yang diberikan tuhan kepadaku, dengarlah, AKULAH PENENTU KEBAHAGIAANKU SENDIRI.

Dari sini aku sadar, bahwa akulah yang dapat menentukan kebahagiaanku sendiri. Kalau di tahun 2010 aku merasa terlalu banyakΒ  kesedihan yang menghampiriku, aku harus segara mengubah cara pikirku ini. Aku harus menyadari bahwa setiap orang punya masalahnya masing-masing, dan hey , masih banyak orang di luar sana yang masalahnya mungkin lebih berat dari yang aku alami, tapi mereka masih tetap tegar dan ikhlas menjalani hidup. Aku harus semangat menjalani hari-hariku karena seperti kata Mario Teguh, akulah yang akan menentukan kebagiaanku sendiri.

Aku juga sadar, sebenarnya aku gak benar-benar sedirian menjalani hidup dengan segala permasalahan yang ada di dalamnya. Teman-teman dekatku di kampus selalu berusaha menemaniku saat aku ngerasa kesepian, pacarku yang jauh di pulau Sulawesi masih setia memberikan support untukku, dan papa mamaku juga selalu memperhatikanku. Akunya aja yang tidak menyadari kehadiranΒ  mereka, karena aku masih berkubang dalam Β kesedihanku.

Saat-saat intropeksi diri seperti ini memang membuka cara pandangku terhadap hidup. Semoga di tahun 2011 , aku bisa membuat hidup lebih berwarna dan bersemangat. Dan pastinya, semoga aku bisa lebih mensyukuri dan menikmati hidup yang ada. So, in this new year, make your life and spirits brighten & cheerful than before. Happy new year πŸ™‚

firework

Happy New Year πŸ™‚

This is me .^^.

HALO , ini Ririn. Mahasiswa Psikologi UI 2009. Asal GORONTALO. Senang menulis, berkhayal, tertawa, menertawakan kekonyolan, bergadang, makan, tidur. Kisah-kisahku, keluarga, teman-teman, guru, dosen, hewan-hewan, orang tak dikenal dan makhluk tak dikenal sekaligus ada disini. Ada yang konyol bikin tolol, ada yang seru bikin terharu, ada yang sedih bikin perih,ada yang gembira bikin ceria, tapi tetep inspiratif dan bermakna. So, Enjoy it .^^.

Kalender

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Categories

Blog Stats

  • 16,611 visitors