Pencopet yang Tahu Diri
Posted 30 October 2011
on:Tadi saya berada dalam perjalanan ke stasiun Bogor. Setelah seharian melepas lelah, akhirnya saya pulang juga ke Depok.Saya ke stasiun melalui jalan samping yang akan tembus di Mayor Oking, tempat loket karcis dijual.
Dalam perjalanan ke tempat loket, saya melalui gang kecil yang dikanan kirinya ada berbagai macam barang dan makanan untuk dijual. Ada tas rajut Bogor, sandal jepit, pakaian sehari-hari, jas hujan, jaket, buah segar, dan segala jenis kripik. Sepanjang gang, rame dengan orang-orang yang lalu lalang tanpa saling memandang. Benar-benar tidak ada yang menarik. Pemandangan biasa.
Saya berjalan dengan perasaan yang biasa saja. Benar-benar biasa saja. Tak memperhatikan kanan-kiri, tak mengamati setiap penjual dan pembeli, tak juga mengamati penampilan diri sendiri.
Sepertinya saya berjalan sudah cukup lama, sampai saya bertanya-tanya, masih panjang gak yaa jalan untuk sampai ke tempat loket ?, sambil menatap lurus ke depan.
Tiba-tiba dari arah belakang, ada yang menepuk pundak saya. Ternyata lelaki kurus berpakaian biasa, dan wajahnya pun sangat biasa, gurat wajahnya menunjukkan umur empatpuluhan. Ia berkata,
” Neng, dompetnya jatuh. Ini saya kembaliin ”
Setelah berucap dengan tergesa-gesa, lelaki itu segera berlalu.
Saat itu tatapan saya kosong, kaget, dan menatap ke depan dengan cukup lama, sementara dompet cokelat saya sudah dalam genggaman. Sayapun tersentak, untuk segera memeriksa isi dompet saya. ATM, kartu mahasiswa, KTP, kartu Matahari, kartu salon, kartu Centro, kartu Alfamart, kartu Body Shop, dan kartu Time Zone *banyak amat yak kartunya 😀 , ternyata masih utuh di dalam dompet. Struk-struk belanjaan yang tidak bergunapun masih terlipat berantakan disana.
Uangnya ? Uang saya kemana ? Tak ada selembarpun uang di dompet saya. Saya terpana.
Kemudian saya memeriksa tas ransel. Ternyata ransel saya sudah terbuka sedikit di bagian depannya. Cepat-cepat saya memasukkan dompet saya di ransel bagian terdalam dan segera menguncinya rapat-rapat.
Seorang Ibu yang dari tadi mengamati kejadian yang saya alami, menghampiri saya.
” Neng, yang tadi itu pencopet. Hati-hati neng kalau jalan disini. Semoga duit neng gak diambil semua, seenggaknya masih disasin gitu buat neng. ”
Sebelum saya tersenyum dan mengucapkan terimakasih, ibu itu segera berlalu. Kembali pada dagangannya, kue bolu.
Sayapun tersenyum. Sambil melanjutkan perjalanan saya ke loket stasiun yang tinggal beberapa langkah lagi. Kali ini saya berjalan penuh makna.
Sesampainya di loket, saya pun membeli karcis dan membayarnya pada petugas penjaga.
Bagaimana bisa saya membayarnya sedangkan tak ada uang di dompet saya ? Ternyata uang saya terlipat berantakan di saku celana depan. Semua uang saya berjumlah 250rbu lebih ada disana, terlipat dengan aman.
Ah, kemudian sayapun tertawa. Bagaimana jadinya kalau saya tidak menyimpan uang saya di saku, melainkan di dompet ? Mungkin dompet saya beserta segala jenis kartu dan uangnya gak akan dikembaliin sama saya. Dan mungkin saya gak akan bisa pulang ke Depok, kemudian hari-hari selanjutnya saya harus mengurus kartu ATM, KTP, dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang baru.
Ah, terimakasih pak pencopet yang tak jadi mencopet. Terimakasih pak pencopet yang tahu diri. Semoga apapun yg melandasi bapak untuk mencopet akhirnya membuat bapak sadar bahwa tidak semua dompet yang bapak copet , banyak isi uangnya. Kebanyakan dari merekapun ada yang rakyat biasa dan mahasiswa biasa seperti saya.
Dan bapak juga harus tahu,
ternyata Tuhan sudah punya rencana. Sehebat apapun rencana bapak untuk mencopet, kalau Tuhan bilang tidak, ya usaha bapak untuk mencopet akan gagal. Semoga bapak sadar dan tahu diri. Sama seperti saya yang sadar bahwa ternyata saya tidak sendiri, masih ada yang melindungi. Alhamdulillah 🙂
Dalam kereta dari Bogor ke Depok, sedang memaknai hari 🙂
Posted with WordPress for BlackBerry.
Damainya Bogor
Posted 29 October 2011
on:Segarnya alam Bogor. Di sudut-sudut tempat semuanya sejuk. Damai, hijau, dan menyenangkan.
Aku jatuh cinta sama kota ini dengan berbagai alasan. Pertama, suasananya alami. Asri. Dingin yang menyejukkan hati. Walaupun tidak sealami seperti desa sendiri, yang pasti beda dengan Jakarta yang banyak polusi, polisi udara, polusi tanah,polusi air, dan polusi hati. Hehe.
Kedua, makanan. Ya, makanan disini super mengenyangkan dan menyenangkan dengan harga yang lumayan. Ada siomay, batagor, dimsum, sop buah pak Ewok, ayam geprek, es durian, maicih dan masih banyak lagi, dari segala jenis jajanan sampai makanan berat. Daerah pajajaran dan taman kencana yg rame bertebaran rumah makan dan tempat makan.
Memang setiap daerah punya makanan khas masing-masing, dan makanan yg aku sebutkan masih bisa di dapat di daerah lain, tapi makan di Bogor itu menyatu dengan suasananya. Udara dingin dan makanan, apalagi yg hangat, berpadu dengan pas.
Alasan ketiga adalah hujan. Kota Bogor memang disebut sebagai Kota Hujan. Makanya, menurut Justika, temen dari Bogor, kalau ke Bogor gak ngerasain hujan itu sama aja boong *padahal di tempat lain juga sering hujan (˘_˘”) . Tapi, saya setuju dengan temen saya, ngerasain hujan di Bogor sekaligus hawa udaranya yang memang sejuk dan dingin, benar-benar sensasi yang tidak biasa. Dingin yang tidak mematikan, tapi menyejukkan. Ditambah lagi saya memang suka hujan. Jadilah, menikmati hujan di Bogor benar-benar menyenangkan.
Alasan keempat adalah jalanan. Mengitari jalanan Bogor yang naik turun, seperti mengelilingi bukit. Pohon dan hutan kecil di kanan kiri jalan, berbaris rapi. Bagi orang yang menyukai hal yang baru dan gak monoton seperti aku, jalanan ini tidak membosankan dibandingkan dengan jalanan Jakarta yang lurus dan lempem-lempem aja. Sepertinya butuh tantangan tersendiri untuk mengendarai motor atau mobil di jalanan Bogor, dan itu mengasyikkan 🙂
Masih banyak tempat-tempat asyik dan alasan serunya yang akan kalian dapatkan di kota Bogor yang belum aku sebutkan. Masih ada IPB kampus hijau yang rindang, balai kota yg penuh dingan diskusi ringan ala siswa, tajur dengan segala macam jenis tas, dan sebagainya. Dari sekian alasan yang aku sebutkan, sepertinya aku memang telah jatuh cinta dengan Bogor, sejak SMA 🙂 Bogor, I’m in peace.
MIMPI
Posted 28 October 2011
on:- In: galau | sehari-hari
- Leave a Comment
” Hai. Kamu apa kabar ? ”
” Baik ”
” Semalam aku mimpi. ”
” Oya ”
” Mimpi tentang kamu. ”
” Kenapa harus tentang aku ? ”
” Entahlah. Aku tak tahu. Aku tahu aku tak seharusnya mimpi begitu. Tapi mimpi ini begitu menganggu ”
” Hmmm ”
” Please, dengarkan aku. Mimpi ini seperti mimpi-mimpiku yang dulu. Masih tentang kamu. Selalu tentang kamu. Tapi kali ini berbeda, tak biasa. Begitu menyerap tenaga. Dan seperti nyata. ”
” Begitu ya. Sebenarnya kamu mau ngomong apa ? Mimpi itu tentang apa ? Langsung bercerita. Tak usah beralama-lama. ”
” Baiklah. Aku mimpi kamu pergi. Kalau dulu kamu pergi, tapi setidaknya kamu peduli. Di mimpi itu kamu pergi, tak peduli, tak ingin kembali. Kamu biarkan aku berjuang sendiri. Kamu tinggalkan aku demi mimpi. ”
” Begitu saja mimpinya ? Kirain mimpi yang luar biasa. Baiklah. Aku pergi. Aku harap kamu punya mimpi lain yang lebih berwarna. Bukan mimpi yang sama. ”
Benar. Ternyata mimpiku benar. Kamu pergi, tak peduli. Tapi setidaknya aku masih sehati. Bermimpi tentangmu dan menjadi kenyataan itu sudah cukup menghibur diri. Terimakasih.
One dream, one heart, one last.
Inspired by somene who always dream about me.
Dengan Siapa ?
Posted 28 October 2011
on:Denganmu aku lepas
Denganmu aku bebas
Denganmu aku kebingungan
Denganku kamu senang
Denganku kamu meradang
Denganku kamu kewalahan
Dengannya aku merasa
Dengannya aku mendamba
Dengannya aku kelelahan
Dengannya kamu menyayangi
Dengannya kamu mengasihi
Dengannya kamu kehilangan
Lalu, dengan siapa ?
Bertahan, dan Melepaskan
Posted 27 October 2011
on:- In: galau
- Leave a Comment
Ketika satu-satunya hati telah lelah bertahan, bukankah pilihannya adalah melepaskan ?
Ketika satu-satunya hati telah kelelahan, bukankah pilihannya adalah melepaskan ?
Ketika satu-satunya hati telah lelah menyimpan harapan, bukankah pilihannnya adalah melepaskan ?
Bertahan.
Dulu, masa lalu adalah satu-satunya alasan untuk bertahan. Masa lalu yang menyisakan kebahagiaan. Masa lalu yang menciptakan kenangan.
Bertahan.
Dulu, saat ini adalah satu-satunya alasan untuk bertahan. Saat ini yang mengusir kehilangan. Saat ini yang menghiasi masa depan. Saat ini yang bermekaran.
Bertahan.
Dulu, masa depan adalah satu-satunya alasan untuk bertahan. Masa depan yang membuahkan harapan. Masa depan yang menghasilkan angan-angan. Masa depan yang menciptakan khayalan.
Melepaskan.
Sekarang, kamu adalah satu-satunya alasan untuk melepaskan. Kamu yang menimbulkan kesedihan. Kamu yang membuat kelelahan. Kamu yang menghadirkan kehampaan. Kamu yang menghempas kerinduan. Kamu yang sering membuahkan ratapan.
Ketika satu-satunya hati telah lelah bertahan, bukankah pilihannya adalah melepaskan ?
Ketika satu-satunya hati telah kelelahan, bukankah pilihannya adalah melepaskan ?
Ketika satu-satunya hati telah lelah menyimpan harapan, bukankah pilihannnya adalah melepaskan ?
Maaf, kali ini melepaskan harus menyapa, mengalahkan bertahan. Untuk sekali ini saja.
Perjalanan Hati
Posted 25 October 2011
on:- In: galau
- 3 Comments
Saat indah dalam hidupku
Saat aku bertemu denganmu
Kau anugrah yang tercipta
Begitu nyata
Alunan gitar akustik mengalir lembut di telinga, dan kemudian menelusup hati. Ah lagu itu, selalu mengingatkanku padamu, pada kita yang jauh. Entah kenapa setiap hal yang sendu, selalu tertuju padamu.
Lagu itu, membuatku mengenang perjalanan kita. Perjalanan hati yang tak kunjung berhenti. Mendadak aku ingin pergi, mencari arti. Teringat suatu hari saat diri ini mencari jati diri. Saat diri ini mencari kejelasan dari semua yang tak pasti.
Setiap perjalanan pasti ada pemberhentiannya, dan itu berarti perjalanan hati pasti ada muaranya. Tapi kemana muara ini tertuju ? Untuk sekarang ini aku tak tahu.
Teringat saat kita sama-sama mencari arti, mencari hati, mencari pasti. Betapa hati ini ingin sekali lagi melakukan perjalanan. Perjalanan hati yang pasti. Tapi itu tak mungkin, karena satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian ini.
Hey, diluar sana hujan sudah turun. Ini pertanda bagiku untuk melakukan perjalanan bukan ? Perjalanan bagi seorang yang kelelahan, berharap menemukan harapan. Perjalanan yang memberikan makna. Perjalanan menumbuhkan semangat yang beda. Perjalanan yang menyatakan ketentraman. Perjalanan yang kurindukan.
Satu yang ku tahu, perjalanan ini akan kulanjutkan sampai aku tahu kemana muaranya akan tertuju. Dan aku harap itu kamu.
PS : Thanks to syair dan musiknya Flanella – Bila Engkau yang mengguncang rasa, menumpahkan segala.
Last Kiss
Posted 25 October 2011
on:- In: galau
- Leave a Comment
i still remember the look on your face
lit through the darkness at 1:58
the words that you whispered
for just us to know
you told me you loved me
so why did you go
away
away?
i do recall now
the smell of the rain
fresh on the pavement
i ran off the plane
that july 9th
the beat of your heart
it jumps through your shirt
i can still feel your arms
and now i’ll go sit on the floor
wearing your clothes
all that i know is
i don’t know how to be something you miss
never thought we’d have a last kiss
never imagined we’d end like this
your name, forever the name on my lips
i do remember
the swing in your step
the life of the party, you’re showing off again
and i roll my eyes and then
you pull me in
i’m not much for dancing
but for you i did
because i love your handshake
meetin’ my father
i love how you walk with your hands in your pockets
how you kissed me when i was in the middle of saying something
there’s not a day when i don’t miss those rude interruptions
and i’ll go sit on the floor
wearing your clothes
all that i know is
i don’t know how to be something you miss
never thought we’d have a last kiss
never imagined we’d end like this
your name, forever the name on my lips
so i watch your life in pictures like i used to watch you sleep
and i feel you forget me like i used to feel you breathe
and i keep up with our old friends just to ask them how you are
hope it’s nice where you are
and i hope the sun shines
and it’s a beautiful day
and something reminds you
you wish you had stayed
you can plan for a change in the weather and time
but i never planned on you changing your mind
so
i’ll go sit on the floor
wearing your clothes
all that i know is
i don’t know how to be something you miss
never thought we’d have a last kiss
never imagined we’d end like this
your name, forever the name on my lips
just like our last kiss
forever the name on my lips
forever the name on my lips
just like our last
(Taylor Swift – Last Kiss)
***
“ Kamu mau kemana ? “
“Tak akan kemana-mana “
“ Tapi kamu mau kemana ? “
“ Tak akan kemana-mana. Tetap disini selamanya “
……..
“ Kamu mau kemana ? “
“ Aku pergi “
“ Pergi kemana ?”
“ Tak akan kemana-mana. Hanya sementara “
……..
“ Kamu mau kemana ? “
“ Aku pergi “
“ Kemana ?”
“……..”
never thought we’d have a last kiss
never imagined we’d end like this
Ini tak kan selamanya. Suatu saat ada masanya (-kamu-)
What a Wonderful World
Posted 24 October 2011
on:Suatu hari, ada seorang anak kecil yang bertanya sama Ibunya,
“ Bu, dunia itu apa sih ?
“ Dunia itu ya rumah kita nak “, jawab sang Ibu kalem.
“ Isi dunia itu apa Bu ? “
“ Isinya ya apa yang ada di rumah kita “, sekali lagi ibu menjawab dengan kalem
“ Bagaimana keindahan dunia itu Bu ? “
“ Keindahannya apa yang kamu lihat di rumah ini “, Ibu menjawab, terlihat gerah dengan pertanyaan-pertanyaan anaknya.
Karena tidak puas dengan jawaban Ibunya, si anak terus bertanya,
“ Terus Bu, kalau keindahannya sebatas apa yang ada di rumah ini, bagaimana dengan keindahan senja, malam, gunung, laut, sungai, hutan, padang, gurun, savanna, pelangi, hujan, awan, langit, bintang, dan semua hal lainnya yang ada di luar sana Bu ? “
Si Ibu pun terdiam, tak berkutik menjawab pertanyaan anaknya. Semasa hidup, Ibu tersebut memang berkutat dengan segala pekerjaan dan urusan rumah tangganya. Sehingga ia tidak punya waktu untuk menaruh perhatian lebih terhadap hal-hal di luar kesibukannya. Baginya, dunia adalah hanya apa yang ada di sekitarnya. Hanya rumah tempat dimana dia sibuk dengan urusan rumah tangganya dan kantor tempat dimana dia sibuk bekerja.
Padahal, di luar sana masih ada tempat-tempat indah yang penuh dengan keindahan alam untuk dijelajahi. Di luar sana, banyak peristiwa-peristiwa hebat yang menginspirasi dan menggugah hati setiap manusia. Di luar sana, masih ada hal-hal hebat yang menanti untuk dihampiri. Karena si Ibu hanya berkutat dengan pekerjaan dan urusan rumah tangganya, maka si Ibu tidak punya hal-hal yang hebat tentang keindahan dunia untuk dibagi pada anaknya. Sehingga, menurut Ibu, dunia hanya biasa-biasa saja. Dunia hanyalah itu itu saja. Padahal, jika saja si ibu mau meletakkan fokusnya lebih lebar lagi untuk melihat dunia, maka banyak hal yang akan bisa dibagi oleh Ibu tersebut pada anaknya dan dapat menginspirasi anaknya dan orang lain.
Intinya sih, nikmatin hidup kamu. Cari sesuatu yang beda dan berwarna dari kehidupan kamu. Coba keluar dari zona aman kamu untuk melihat keindahan dunia dan keindahan alam lainnya. Tertawalah seceria-cerianya, bacalah buku sepenuh jiwa, jelajahilah tempat sebebas-bebas nya, hiruplah udara sejernih-jernihnya, dengarkan cerita sebanyak-banyaknya, bergaulah seluas-luasnya, memberi sebanyak-banyaknya , berdoa setentram-tentramnya, jatuh cinta sepenuh hati. Ada banyak pelajaran yang kamu dapatkan dari pengembaraan kamu. Agar suatu saat, ada cerita yang bisa kamu bagi pada orang lain, pada generasi selanjutnya, pada anak cucu kamu. Dari cerita itu, kamu dapat menginspirasi orang lain bahwa sebenarnya hidup ini indah dan bermakna. Bahwa sebenarnya hidup ini memang patut disyukuri dengan segala keindahannya. Kalau kata iklan Chitato sih, LIFE IS NEVER FLAT, kalau kata Colombus, bumi ini bulat, kalau kata saya, maka kelilingilah dunia, temukan ceritanya, bagi inspirasinya 🙂
Jika musim semi menjelang pergilah ke padang ilalang di tepi sumber air. Pada musim panas, dakilah pegunungan. Ketika dedaunan berguguran, capailah padang rumput di lereng gunung. Jika telah datang musim dingin, turunlah ke tanah rendah, cari tempat bernanung (Pepatah Orang Tibet – disadur dari buku Muhammad Para Pengeja Hujan)
dan pada akhirnya, seperti syair karya Louis Armstrong, hidup ini indah, memang indah, tetap indah, What a Wonderful World.
I see trees of green… red roses too
I see them bloom… for me and you
And I think to myself… what a wonderful world
I see skies of blue… and clouds of white
The bright blessed day… the dark say good night
And I think to myself… what a wonderful world
The colors of the rainbow… so pretty in the sky
Are also on the faces… of people going by
I see friends shaking hands…. sayin’ “how do you do?”
They’re really sayin’ “I love you”
I hear babies cryin’…. I watch them grow
They’ll learn much more… than I’ll ever know
And I think to myself… what a wonderful world
Yes I think to myself…. what a wonderful world
What a wonderful world
🙂 🙂 🙂
Nyanyian, Hujan, dan Cinta
Posted 23 October 2011
on:- In: galau
- Leave a Comment
Alunan musik Grainger – Irish Tune Dr. Country mengalir jernih, menemaniku malam ini. Sendiri. Berpadu dengan tetesan hujan yang jatuh dari kuasa langit. Perpaduan harmonis, dan manis.
Musik dan alam menyatu. Nyanyian alam adalah lagu yang paling merdu yang dapat membangkitkan emosi jiwa terdalam sekalipun.Setidaknya, sendiri ku kali ini tidak sunyi. Dan aku harap, kau pun merasakan hal yang sama.
Cukup resapi alam, dengarkan nyanyian, maka kita terasa bersama.
(Depok, 16 September 2011)